LAPORAN TAHUNAN ALDP: 2010
English Bahasa Indonesia

05 Februari 2008

Nelayan Jouwa: Potensi yang Belum Tersentuh


Oleh: Andawat Papua

Sebagaimana diketahui, bahwa distrik Demta berada di sepanjang pantai dan berbatasan langsung dengan lautan Pasifik, maka sumber daya perairan yang dimiliki sangat melimpah ruah. Karena itulah, sebagian besar mata pencaharian orang Demta adalah sebagai nelayan. Sehingga kelompok nelayan adalah kelompok potensial lainnya yang ada di Demta, selain kelompok adat. Sebelumnya, sekitar tahun 1990-an, kelompok nelayan ini sempat berkembang besar, memiliki koperasi yang diberi nama ”Suka Maju” dan memiliki armada pencarian hasil laut. Namun karena persoalan management yang tidak profesional, maka semua asset yang dimiliki hancur. Sejak itu, berbagai upaya mulai dilakukan oleh beberapa orang yang masih tetap mempunyai harapan akan reorganisasi dan pembentukan koperasi nelayan kembali.


Menurut Koordinator Nelayan Distrik Demta, Uchen Alting, bahwa beberapa kelompok nelayan selama ini juga pernah beberapa kali dibentuk. Tapi itu hanya untuk merespon bantuan dari pemerintah. Pemberian bantuan itu juga hanya terbatas pada keluarga-keluarga tertentu, dan biasanya tidak lahir dari kebutuhan masyarakat nelayan itu sendiri. Selain itu, pembentukan kelompok nelayan yang seperti ini biasanya tidak disosialisasikan kepada seluruh nelayan. Akibatnya, selain menjadikan posisi tawar nelayan sangat lemah, juga muncul kecemburuan sosial dari beberapa anggota masyarakat terhadap anggota masyarakat lain yang mendapatkan bantuan tersebut .
Respon positif terhadap keberadaan kelompok dan koperasi nelayan datang juga dari kepala distrik Demta, Abdurahman Basri, S.IP. Beliau bahkan telah berjanji untuk siap memberikan dukungan, baik moril maupun materil. Harapan yang ditanamkan terhadap keberadaan kelompok ini adalah menjadi kelompok yang mandiri, sehat, sadar akan potensi yang mereka miliki, kritis terhadap kondisi dan isu di sekitarnya, termasuk kritis terhadap jalannya pemerintahan kampungnya.
Keberadaan sebuah lembaga perekonomian dalam bentuk koperasi sangat diharapkan, karena hal ini terkait dengan ketersediaan sumber material untuk mencari ikan, seperti bahan bakar, umpan, bensin dan juga tempat penampungan ikan. Tidak kalah penting yang dibutuhkan juga adalah sarana transportasi untuk memasarkan hasil laut, mengingat transportasi relatif sulit. Selama ini hanya ada 2 angkutan umum setiap hari dalam jarak tempuh Demta ke Jayapura sekitar 4 jam. Akan tetapi berbagai upaya mulai dilakukan sebagai usaha pembentukan kelompok nelayan dan koperasi seperti identifikasi kembali jumlah nelayan,diskusi bersama dan persiapan administrasi untuk pengurusan akta badan hukum bagi kelompok nelayan dan koperasi.
Maka sejak tahun 2006 mulai terbangun kesadaran kritis dan kolektif dari para nelayan distrik Demta yang tersebar di 7 kampung. Para nelayan sudah mulai melakukan identifikasi berbagai permasalahan dan kebutuhan, belajar melihat kekurangan yang terjadi untuk melangkah ke depan. Saat ini telah lahir kelompok dan Koperasi Nelayan ”Jouwa”. Perkembangan berikutnya dilakukan penguatan kapasitas individu melalui training, pembenahan administrasi serta menjembatani berbagai interaksi yang dibutuhkan oleh kelompok nelayan dengan berbagai pihak termasuk pemerintah daerah dan pusat. Selanjutnya, wakil dari kelompok nelayan mengikuti training keluar Papua, mendapat bantuan mesin laut hingga dukungan financial melalui program Pengembangan masyarakat pesisir.

Saat ini kelompok dan koperasi nelayan telah berjumlah sekitar 200 orang yang tersebar pada 7 kampung di distrik Demta. Dukungan dari berbagai pihak mulai nampak meluas, Dewan Adat Suku dan Kepala distrik Demta sedang mempersiapkan sekretariat bersama untuk kelompok nelayan.