Oleh: Latifah Anum Siregar, SH
Menjelang Kepulangan
Sehari sebelum pemindahan Linus dkk, saat ditemui di LP Makasar, mereka tak henti tersenyum, tanda senang, terima kasih dan tak sabar. Wajah mereka bisa dicatat dengan saksama satu persatu. Linus yang ‘mati bicara’, Kimanus yang tak habis tersenyum, Numbungga yang tak henti mengangguk, Lokobal yang sibuk mengingatkan segala sesuatu menyangkut keberadaan mereka selama di LP Makasar, mulai dari beli 5 buah tas, perbaiki jam yang rusak, beli obatnya Linus, menyelesaikan tunggakan di koperasi LP Makasar, hingga ucapan terima kasih dan permohonan maaf kepada setiap orang yang dijumpai. Hanya Yafrai yang diam karena menahan sakit di telinganya.
Malam itu, tanggal 31 Januari 2008 dini hari, ruang tunggu international Bandara Hasanudin Makasar, jadi saksi proses pemindahan Linus dkk dengan tangan yang terbelenggu borgol. Bersama mereka ada 6 anggota Densus 88 dari Polda Makasar bersenjata lengkap, plus 2 petugas dari LP Makasar dan Komisi F DPRP ditambah para ‘pengantar’ yang terdiri dari petugas LP Makasar, pihak intel dari POLRI dan TNI serta suami istri Hamba Tuhan yang biasa memberikan pelayanan rohani di gereja LP Makasar. Suasana yang sangat tegang bercampur dengan keriangan serta hujan deras yang mengguyur ketika itu, seakan menegaskan ucapan selamat jalan kepada Linus dkk.
Di ‘Tanah Air’
Pesawat Merpati MZ 774 yang ditumpangi, hingga tiba di Biak pukul 6.05 pagi hari. Di bandara Frans Kaisepo, Biak, sudah menunggu petugas dan mobil tahanan dari LP Biak, petugas dan mobil patroli polisi dan beberapa anggota PASKAS TNI AU bersenjata lengkap. Ketika mengawal Linus dkk, mulai dari airport Makasar, airport Biak hingga LP Biak, berbagai petugas keamanan yang bersenjata lengkap tersebut, termasuk Densus 88 sangat ‘atraktif’ menenteng senjata mereka, seperti “drama penyanderaan” yang biasa kita lihat di layar kaca. Masih bisa diingat jelas wajah Linus dkk saat pramugari mengumumkan waktu pendaratan sudah dekat di airport Biak, gelisah dan terharu.
Linus dkk, selamat datang kembali ke Papua, tanah airmu . . .
Keterangan Foto:
Negosiasi Pemulangan Maikel Heselo ke Papua, yang dihadiri Kalapas Makassar, Kakanwil Hukum dan HAM Makassar, dengan Wakil Ketua DPRP, Ketua Komisi F DPRP dan Kuasa Hukum, serta Terdakwa dan Mahasiswa Papua di Makassar.
(Foto: andawat).