Sumber: http://suaraperempuanpapua.wordpress.com/2008/10/01/bom-mulai-meledak-di-mimika/
Oleh: Paskalis Keagop & Kris John Pakage (Mimika)
Oleh: Paskalis Keagop & Kris John Pakage (Mimika)
Timika negeri dollar. Gara-gara dollar, negeri ini dibom. Aksi teror bom ini selalu menjadi misteri. Pihak kepolisian Papua, masih menyelidiki. Tapi ada dugaan, OPM siap bertanggungjawab. Betulkah?
Aksi teror bom yang mengegerkan itu, pertama terjadi di Mile 39 pada 12 September 2008 pukul 23.30 malam. Kedua di dekat tangki bahan bakar minyak-Gudang Handak di Mile 51, pada Jumat 13 September 2008 pukul 03.45 dini hari dan ledakan yang ketiga di dekat gardu listrik tegangan tinggi milik PT. Freeport Indonesia, sekitar satu kilometer dari Bandar Udara Moses Kilangin Mimika, pada Minggu, 14 September 2008 pukul 22.30 malam.
Apa motif dan siapa pelaku peledakan bom itu? Semuanya masih diselidiki oleh aparat kepolisian Mimika.
Aksi teror bom itu membuat Kepolisian Daerah Papua menerjunkan Tim Densus 88 Polda Papua, Gegana Brimob Den B Mimika, serta Tim Identifikasi Laboratorium Forensik Jakarta dan Makassar. Tim ini dipimpin Direktur Serse dan Kriminal Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Polisi Paulus Waterpauw.
Sesaat kejadian itu, aparat kepolisian sempat mencurigai dan menahan tiga pria bule yang lewat dari arah kota Timika ke Hotel Sheraton, tapi sejam kemudian ketiganya dipulangkan ke hotel.
Menurut Kombas Pol Paulus Waterpauw, dari “hasil penyelidikan sementara menunjukkan mortir yang meledak itu buatan tahun 1941, 1942 dan 1943,”. Sampai sekarang polisi masih terus mencari tahu siapa pelakunya dan apa motif peledakan mortir di Mile 39, Mile 50 dan di depan instalansi listrik tegangan tinggi PT. FI di Bandara Moses Kilangin.
Selain itu, Kapolda Papua Irjen Pol. FX Bagus Ekodanto secara tegas mengatakan bahwa, “Kesimpulan sementara, aksi itu merupakan bentuk sabotase dan teror,”.
Aparat kepolisian Mimika masih terus mengumpulkan bukti-bukti serpihan bom, dan meminta keterangan kepada para saksi mata di lokasi kejadian. Namun belum ada satu pihakpun mengaku bertanggungjawab. Barang bukti berupa serpihan mortir sudah dikirim ke Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Polri di Jakarta untuk penelitian lebih lanjut.
Barang bukti yang ditemukan lokasi tempat kejadian perkara adalah dua mortir di Mile 39, satunya meledak dan lainnya tidak. Dari kedua mortir itu yang kodenya berhasil diidentifikasi polisi adalah LOT 2103-29.1941 G 15 10-T MM B RLB. Sedangkan kode mortir yang meledak teridentifikasi: LOT 61 2313 39 416 1943 MMC 105 mm berdiameter 10 centimeter dengan isi utama TNT buatan Jerman. Mortir yang belum sempat meledak sudah dikirim ke Markas Brigade Mobil Detasemen B Mimika, dikawal 19 pasukan Detasemen Khusus 88 Antiteror.
Selain mengumpulkan barang bukti berupa serpihan mortir dan bom, pihak kepolisian juga telah memeriksa 33 orang sebagai saksi. Sebanyak 25 orang dimintai keterangan atas peledakan bom di Mile 50, pada Jumat 12 September 2008, dan 8 orang lainnya dimintai keterangan terkait dengan peledakan di Mile 39 dekat Bandara Moses Kilangin Mimika, termasuk petugas pengaman PT. Freeport Indonesia termasuk satu orang yang bertugas di Cek Poin Mile 28.
Menurut Kombes Pol. Paulus Waterpauw, dari semua yang dimintai keterangan, secara kolektif mereka mengatakan hanya mendegar bunyi ledakan.
Empat hari setelah aksi teror bom itu, tersiar kabar pihak TPN-OPM pimpinan Buryan Tabuni yang mengaku bertanggungjawab sebagai komandan Kompi III Kali Kabur-Kali Kopi yang beroperasi di sekitar wilayah konsesi PT. Freeport Indonesia Timika. Pernyataan Buryan Tabuni itu dimuat di harian sore Sinar Harapan, Jakarta, Selasa 16 September lalu.
“Ada yang mengaku bertanggung jawab, tapi itu sebagai masukan. Kami harus cek lagi. Kami belum mengetahui dengan pasti kalau TPN-OPM memiliki mortir berukuran 25 centimeter. Tapi sejauh ini sesuai informasi yang kami terima, OPM tidak pernah menggunakan mortir. Tapi jika mereka bertanggungjawab, mereka dapat mortir dari mana?” ujar Kapolda Papua Bagus Ekodanto, di Jayapura.
Kapolda Papua Irjen Pol FX Bagus Ekadanto saat berada di tempat kejadian bersama Kapolres Mimika AKBP Godhelp C. Mansnembra mengatakan pihaknya belum bisa memberikan keterangan terkait dengan peristiwa itu. Tim Detasemen Khusus 88 Polda Papua yang tiba di Bandara Moses Kilangin, Mimika setelah kejadian itu langsung dijemput bus security risk milik PT. Freeport Indonesia.
Kepala Polda Papua, Irjen Pol. Bagus Ekodanto, yang tiba sore hari di Mimika setelah kejadian langsung menggelar rapat tertutup dengan Kapolres Mimika, Ajun Komisaris Besar Polisi Godhelp Cornelis Mansnembra di Hotel Sheraton. Materi rapat seputar ledakan mortir di Kompleks PT Freeport Indonesia di Tembagapura. Sebelum rapat, rombongan Kapolda Papua melihat lokasi kejadian di Mile 50 Tembagapura.
Selain iu, Komandan Distrik Militer 1710, Letnan Kolonel Infantri Tri Soeseno, mengatakan telah terjadi penyerangan jembatan mile 40 dan pos keamanan di mile 50. “Tidak ada kerusakan berarti akibat ledakan itu. Pelaku memakai sistem pembakaran kompor untuk ledakan jembatan.”
Sumber Foto:
www.askindonesia.com