LAPORAN TAHUNAN ALDP: 2010
English Bahasa Indonesia

08 Juli 2009

Refleksi Penanganan Buat Korban Penyiksaan : Su Adilkaaa?...”(2)

Oleh : Andawat

Dari LP Abepura, setelah makan siang tim AlDP bergerak menuju LP Narkoba di Doyo Baru untuk bertemu dengan Selfius Bobby dan kawan – kawan tapi sebagian anggota Tim tidak ikut dalam rombongan karena harus mempersiapkan acara Refleksi dan Diskusi malam harinya. Sesampai di LP Narkoba waktu menunjukkan pukul 15.00 sore, kalapas dan kepala pembinaan sudah menanti tim AlDP, tak lama kemudian Selfius Bobby, Ricky Jitmau, Nelson Rumbiak, Elias Tamaka, Yusak Pakage dan Cosmos Yual memenuhi ruang pertemuan.

Kalapas Narkoba menegaskan bahwa prosedur penanganan tahanan dan napi narkoba tentu beda dengan menangani Selfius Bobby dkk akan tetapi dia berusaha maksimal untuk melakukan pembinaan sesuai dengan kebutuhan Selfius Bobby dkk dan kapasitas yang mereka miliki. Status Selfius Bobby dkk hanya titipan dan beliau sudah melanjutkan keinginan Selfius Bobby dkk untuk dipindahkan kembali ke LP Abepura namun hingga kini belum ada persetujuan dari pihak Kanwil Hukum dan HAM propinsi Papua, menurutnya mungkin masih banyak hal yang dipertimbangkan termasuk di kalangan petugas LP Abepura.

Selfius Bobby, Yusak Pakage dan lainnya menjadikan pertemuan tersebut sebagai kesempatan untuk menceritakan kembali proses pemindahan mereka, khususnya perlakuan penyiksaan yang mereka alami di LP Abepura. Peristiwa tersebut dipicu pada saat pemindahan sementara Bukhtar dari LP Abepura ke tahanan Polda saat kunjungan Menteri Hukum dan HAM RI. Saat kembali ke LP, Bukhtar digeledah dan kedapatan membawa HP, saat itu Bukhtar sempat dipukul. Keesokan harinya, Yusak Pakage menanyakan alasan pemukulan Bukhtar tersebut, cara menanyakan yang dilakukannya dan juga yang dilakukan Selfius Boby serta yang lainnya,berbuntut pemukulan terhadap petugas sehingga mereka diamankan ke dalam ruang isolasi.

Peristiwa ruang isolasi diawali pada malam hari ketika petugas LP sekitar 6 orang yang diduga dipengaruhi minuman keras mendatangi kamar mereka satu persatu. Pada saat mereka dipanggil, begitu pengakuan Selfius Bobby, mereka disuruh melepas pakaian masing – masing hingga tinggal pakaian dalam, sambil dipukul satu persatu digiring ke ruang isolasi. Semula Selfius Bobby menyangka hanya dirinya karena ruang isolasi dalam keadaan gelap akan tetapi setelah saling menyapa dalam kegelapan barulah diketahui bahwa mereka ada enam orang.

Ruang isolasi terdiri 2 bilik, satu bilik merupakan kamar kecil dan satunya tempat mereka tidur namun karena keterbatasan air dan tidak dibersihkan maka kamar kecil praktis tidak digunakan, kotoran manusia di sekeliling mereka, udara yang mereka hirup benar – benar tak sedap. Selama 3 hari di dalam ruang isolasi mereka bergantian tidur dengan kaki menempel lurus pada dinding, mereka juga bergantian berdiri di depan lubang kecil yang menempel di pintu guna menghirup udara segar dari luar.

Saat diisolasi mereka tidak diberikan makan, hanya saja ada tahanan lain yang tidak sampai hati dan kemudian memberi makan secara sembunyi–sembunyi sebab jika ketahuan tentu akan dipukul oleh petugas LP. Untuk pakaian, untung ada seorang sipir yang baik…’dia seorang pendatang..”aku Selfius Bobby, dia yang setiap malam, pelan-pelan membawa sepotong pakaian mereka hingga akhirnya mereka berpakaian saat keluar dari ruang isolasi.

Selfius Bobby dkk memiliki pengalaman buruk semasa di LP Abepura tapi mereka tetap ingin kembali ke sana. Meski juga ada kekhawatiran adanya ‘dendam’dari pihak petugas LP, misalnya dengan memasukan nama mereka pada “register F”, register F adalah buku yang berisi orang – orang yang tidak layak diberikan remisi, padahal beberapa diantara mereka sudah akan menjalani pembebasan bersyarat (PB) karena akan melewati 2/3 dari masa pemidanaan. Setelah perbincangan yang cukup cair akhirnya tim AlDP balik ke Padang Bulan untuk mempersiapkan acara malam.

Acara malam, diskusi Refleksi dan Renungan. Tidak ada MC dan acara formal lainnya, sedikit pengantar dari ketua AlDP kemudian pembacaan surat dari Enos Lokobal, napi pembobolan Gudang Senjata Kodim Wamena 2003 yang bercerita tentang proses pemindahan paksa dan penderitaan yang mereka alami saat menjalani hukuman..”hanya untaian kalimat – kalimat doa yang mampu meredam pilunya jiwa ini. Hanya dengan semangat yang masih tersisa sehingga siksaan ini tak mampu meruntuhkan tekad kami…”rintihnya dalam catatan harian yang ditulis pada tanggal 17 Desember 2005.

Setelah itu Fauzia membacakan pernyataan umum IRCT, pesannya cukup singkat dan jelas :

Hari ini penyiksaan di beberapa negara sudah secara dramatis berkurang. Tetapi negara-negara lain yang sebelumnya bersungguh-sungguh dengan perjuangan anti penyiksaan telah melemahkan usahanya dengan alasan melindungi keamanan nasional. Sungguh, beberapa negara demokratis telah secara langsung terlibat atau mensahkan penyiksaan, dengan mengklaim bahwa penghinaan mendasar pada martabat manusia ini sebagai alat yang efektif dan diperlukan untuk mencegah tindakan terorisme.

Kemudian dilanjutkan dengan diskusi tentang Praktek Penyiksaan dan tanggung Jawab Negara dengan narasumber Iwan K Niode dari AlDP dan Juhari dari Perwakilan KOMNAS HAM Papua, Fadhal Alhamid bertindak sebagai moderator.

Selain itu ada hiburan lagu – lagu Mambesak, secara khusus lagu – lagu Arnold Ap yang dilantunkan oleh grup Ayuser, beberapa lagu sempat diulang atas permintaan beberapa orang teman. Ada juga lagu dan music special dari Moh Pieter Alhamid dan Faisal Tura. Acara baru berakhir pada pukul 23.30. Semua dalam keadaan sangat lelah tapi juga kepuasan yang luar biasa karena keseluruhan agenda berjalan lancar : Syukur BagiMu Tuhan !.

Dengan acara tesebut diharapkan dapat terus menghidupkan kampanye Anti penyiksaan, menggugah keprihatinan sekaligus ketidaktahuan aparat mengenai tanggungjawabnya dan konsekwensi Negara yang telah meratifikasi Konvensi Anti Penyiksaan. Kita berusaha membangun pemahaman dan kesadaran yang lebih luas mengenai betapa pentingnya berjuang bersama – sama menentang praktek penyiksaan, menggugat Keadilan Tanpa Diskriminasi.


Keterangan foto : Kunjungan di LP Narkoba Doyo Baru, 26 Juni 2009, andawat.